Halaman

Kamis, 16 Juni 2011


Saatnya Mengevaluasi Program LJSS berbasis Puskesmas di Medan

Bagaimana nasib Layanan Jarum Suntik Steril (LJSS) di Puskesmas yang ada di Medan? Ini masih jadi pertanyaan sampai saat ini. Rasanya sudah setahun lebih program ini berjalan. Ide awal ketika menempatkan LJSS di Puskesmas memang baik, karena puskesmas sebagai institusi layanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat. Niat baik pemerintah untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat harus kita dukung, namun jika tidak dilakukan evaluasi dalam pelaksanaannya tentu saja akan menimbulkan pertanyaan buat kita semua.

Akhir tahun 2009 Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara telah menunjuk 2 puskesmas untuk melaksanakan LJSS di Kota Medan, namun bagaimana pelaksanaannya? Apakah pernah dievaluasi?

Dari data-data yang dikeluarkan oleh KPA Kota Medan, pada tahun 2011 kita bisa melihat seberapa efektifnya LJSS di puskesmas.

Bulan Januari 2011 jumlah jarum yang didistribusikan sebanyak 1106 pc, padahal IDU yang mengakses layanan ini sebanyak 227 orang. Artinya setiap IDU hanya mendapatkan jarum suntik rata-rata hanya 5 pc setiap bulannya. Bagaimana program LJSS bisa mencegah penularan HIV , Hep C dan penyakit lainnya jika distribusinya sangat kecil. Jika setiap IDU menyuntik hanya 1 kali saja setiap hari artinya IDU tersebut akan butuh 30pc jarum dalam sebulan. Lantas jika IDU hanya mendapatkan 5 pc salama 1 bulan bagaimana kebutuhan jarum mereka bisa terpenuhi? Ya mungkin mereka membeli atau mereka mendapatkan jarum steril dari LSM yang bekerja pd program HR, atau mereka pakai jarum bekas?

Tidak jauh berbeda kondisinya pada bulan Februari 2011, jarum steril yang didistribusikan hanya 1110 pc, padahal IDU yang mengakses sebanyak 363 orang. Artinya setiap IDU hanya mendapatkan jarum steril dari Puskesmas sebanyak 3 pc dalam sebulan. Jika begini keadaannya bisa dipastikan LJSS yang ada di Puskesmas tidak akan merubah situasi yang ada.

Segera Evaluasi LJSS di Puskesmas!

.

Tidak ada komentar: